Cinta Diambang Angan

a
2 min readJun 29, 2024

--

Now playing “The Way Things Go” by Beabadoobee

Untuk perjalanan panjang yang memuakkan ini, aku memilih menyenderkan kepalaku dikaca mobil dengan hutan rindang yang memenuhi lingkup pandangan mataku sedari tadi.

“Can’t remember how to say your name”

Lirik itu entah mengapa terdengar sangat jelas dibandingkan lirik-lirik sebelumnya yang telingaku tangkap hanya samar-samar. Entah mengapa pula terkesan sangat dalam dan penuh akan kenangan yang membekas dihati terjebak diantara kata-kata berirama itu.

Hatiku memutar kembali kenangan abu-abu yang terputar kala lirik itu terdengar. Kenangan yang membutakan pandanganku terhadap cinta dan angannya, serta mengoyakkan kepercayaanku perihal cinta yang orang-orang maksud.

Kala itu, hari dimana semua pandanganku terhadap cinta pupus bersama angan yang mulai melambung tinggi, melayang lalu terombang-ambing entah kemana semesta membawa mereka. Hilang. Tak tersisa sedikitpun, bagai jejak kaki di pasir gunung Sahara yang hilang sepersekian detik saat angin meniup permukaannya.

Dari hari itu aku berpikir cinta adalah hal fatamorgana. Fatamorgana yang elok. Tidak nyata namun indahnya terasa — walaupun hanya sementara. Mulai dari saat itulah, aku tak lagi mempercayai cinta.

Bagiku, cinta hanya bualan semata. Karena selama kisahku, aku tidak pernah mendapatkan definisi “cinta” yang orang-orang selalu katakan; cinta adalah hal yang paling indah untuk dirasakan. Tapi, bukankah cinta itu hanya perihal sakit dan menunggu? Seperti cover buku novel kisah percintaan remaja yang manis, tapi siapa sangka berakhir menjadi luka bagi para pembacanya?

Entahlah. Sampai kapanpun aku takkan pernah mengerti apa itu cinta, dan bagaimana rasanya dicintai.

--

--

a
a

No responses yet